Jumat, 26 Agustus 2011

mengapa Muhammadiyah menggunakan metode hisab


Salah satu saat Muhammadiyah ‘naik’ di media massa adalah ketika menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Pasalnya, Muhammadiyah yang memakai metode hisab terkenal selalu mendahului pemerintah yang memakai metode rukyat dalam menentukan masuknya bulan Qamariah. Hal ini menyebabkan ada kemungkinan 1 Ramadhan dan 1 Syawal versi Muhammadiyah berbeda dengan pemerintah. Dan hal ini pula yang menyebabkan Muhammadiyah banyak menerima kritik, mulai dari tidak patuh pada pemerintah, tidak menjaga ukhuwah Islamiyah, hingga tidak mengikuti Rasullullah Saw yang jelas memakai rukyat al-hilal. Bahkan dari dalam kalangan Muhammadiyah sendiri ada yang belum bisa menerima penggunaan metode hisab ini.
 
Umumnya, mereka yang tidak dapat menerima hisab karena berpegang pada salah satu hadits yaitu “Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan bebukalah (idul fitri) karena melihat hilal pula. Jika bulan terhalang oleh awan terhadapmu, maka genapkanlah bilangan bulan Sya’ban tigapuluh hari” (HR Al Bukhari dan Muslim). Hadits tersebut (dan juga contoh Rasulullah Saw) sangat jelas memerintahkan penggunaan rukyat, hal itulah yang mendasari adanya pandangan bahwa metode hisab adalah suatu bid’ah yang tidak punya referensi pada Rasulullah Saw. Lalu, mengapa Muhammadiyah bersikukuh memakai metode hisab? Berikut adalah alasan-alasan yang  diringkaskan dari makalah Prof. Dr. Syamsul Anwar, M.A. yang disampaikan dalam pengajian Ramadhan 1431.H PP Muhammadiyah di Kampus Terpadu UMY.
 
Hisab yang dipakai Muhammadiyah adalah hisab wujud al hilal, yaitu metode menetapkan awal bulan baru yang menegaskan bahwa bulan Qamariah baru dimulai apabila telah terpenuhi tiga parameter: telah terjadi konjungsi atau ijtimak, ijtimak itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk. Sedangkan argumen mengapa Muhammadiyah memilih metode hisab, bukan rukyat, adalah sebagai berikut.
 
Pertama, semangat Al Qur’an adalah menggunakan hisab. Hal ini ada dalam ayat “Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan” (QS 55:5). Ayat ini bukan sekedar menginformasikan bahwa matahari dan bulan beredar dengan hukum yang pasti sehingga dapat dihitung atau diprediksi, tetapi juga dorongan untuk menghitungnya karena banyak kegunaannya. Dalam QS Yunus (10) ayat 5 disebutkan bahwa kegunaannya untuk mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu.
 
Kedua, jika spirit Qur’an adalah hisab mengapa Rasulullah Saw menggunakan rukyat? Menurut Rasyid Ridha dan Mustafa AzZarqa, perintah melakukan rukyat adalah perintah ber-ilat (beralasan). Ilat perintah rukyat adalah karena ummat zaman Nabi saw adalah ummat yang ummi, tidak kenal baca tulis dan tidak memungkinkan melakukan hisab. Ini ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam hadits riwayat Al Bukhari dan Muslim,“Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi; kami tidak bisa menulis dan tidak bisa melakukan hisab. Bulan itu adalah demikian-demikian. Yakni kadang-kadang dua puluh sembilan hari dan kadang-kadang tiga puluh hari”. Dalam kaidah fiqhiyah, hukum berlaku menurut ada atau tidak adanya ilat. Jika ada ilat, yaitu kondisi ummi sehingga tidak ada yang dapat melakukan hisab, maka berlaku perintah rukyat. Sedangkan jika ilat tidak ada (sudah ada ahli hisab), maka perintah rukyat tidak berlaku lagi. Yusuf Al Qaradawi menyebut bahwa rukyat bukan tujuan pada dirinya, melainkan hanyalah sarana. Muhammad Syakir, ahli hadits dari Mesir yang oleh Al Qaradawi disebut seorang salafi murni, menegaskan bahwa menggunakan hisab untuk menentukan bulan Qamariah adalah wajib dalam semua keadaan, kecuali di tempat di mana tidak ada orang mengetahui hisab.
 
Ketiga, dengan rukyat umat Islam tidak bisa membuat kalender. Rukyat tidak dapat meramal tanggal jauh ke depan karena tanggal baru bisa diketahui pada H-1. Dr.Nidhal Guessoum menyebut suatu ironi besar bahwa umat Islam hingga kini tidak mempunyai sistem penanggalan terpadu yang jelas. Padahal 6000 tahun lampau di kalangan bangsa Sumeria telah terdapat suatu sistem kalender yang terstruktur dengan baik.
 
Keempat, rukyat tidak dapat menyatukan awal bulan Islam secara global. Sebaliknya, rukyat memaksa umat Islam berbeda memulai awal bulan Qamariah, termasuk bulan-bulan ibadah. Hal ini karena rukyat pada visibilitas pertama tidak mengcover seluruh muka bumi. Pada hari yang sama ada muka bumi yang dapat merukyat tetapi ada muka bumi lain yang tidak dapat merukyat.  Kawasan bumi di atas lintang utara 60 derajad dan di bawah lintang selatan 60 derajad adalah kawasan tidak normal, di mana tidak dapat melihat hilal untuk beberapa waktu lamanya atau terlambat dapat melihatnya, yaitu ketika bulan telah besar. Apalagi kawasan lingkaran artik dan lingkaran antartika yang siang pada musim panas melabihi 24jam dan malam pada musim dingin melebihi 24 jam.
 
Kelima, jangkauan rukyat terbatas, dimana hanya bisa diberlakukan ke arah timur sejauh 10 jam. Orang di sebelah timur tidak mungkin menunggu rukyat di kawasan sebelah barat yang jaraknya lebih dari 10 jam. Akibatnya, rukyat fisik tidak dapat menyatukan awal bulan Qamariah di seluruh dunia karena keterbatasan jangkauannya. Memang, ulama zaman tengah menyatakan bahwa apabila terjadi rukyat di suatu tempat maka rukyat itu berlaku untuk seluruh muka bumi. Namun, jelas pandangan ini bertentangan dengan fakta astronomis, di zaman sekarang saat ilmu astronomi telah mengalami kemajuan pesat jelas pendapat semacam ini tidak dapat dipertahankan.
 
Keenam, rukyat menimbulkan masalah pelaksanaan puasa Arafah. Bisa terjadi di Makkah belum terjadi rukyat sementara di kawasan sebelah barat sudah, atau di Makkah sudah rukyat tetapi di kawasan sebelah timur belum. Sehingga bisa terjadi kawasan lain berbeda satu hari dengan Makkah dalam memasuki awal bulan Qamariah. Masalahnya, hal ini dapat menyebabkan kawasan ujung barat bumi tidak dapat melaksanakan puasa Arafah karena wukuf di Arafah jatuh bersamaan dengan hari Idul Adha di ujung barat itu. Kalau kawasan barat itu menunda masuk bulan Zulhijah demi menunggu Makkah padahal hilal sudah terpampang di ufuk mereka, ini akan membuat sistem kalender menjadi kacau balau.
 
Argumen-argumen di atas menunjukkan bahwa rukyat tidak dapat memberikan suatu penandaan waktu yang pasti dan komprehensif. Dan karena itu tidak dapat menata waktu pelaksanaan ibadah umat Islam secara selaras diseluruh dunia. Itulah mengapa dalam upaya melakukan pengorganisasian system waktu Islam di dunia internasional sekarang muncul seruan agar kita menggunakan hisab dan tidak lagi menggunakan rukyat. Temu pakar II untuk Pengkajian Perumusan Kalender Islam (Ijtima’ al Khubara’ as Sani li Dirasat Wad at Taqwimal Islami) tahun 2008 di Maroko dalam kesimpulan dan rekomendasi (at Taqrir al Khittami wa at Tausyiyah) menyebutkan: “Masalah penggunaan hisab: para peserta telah menyepakati bahwa pemecahan problematika penetapan bulan Qamariahdi kalangan umat Islam tidak mungkin dilakukan kecuali berdasarkan penerimaan terhadap hisab dalam menetapkan awal bulan Qamariah, seperti halnya penggunaan hisab untuk menentukan waktu-waktu shalat”.
(Disalin sesuai dengan aslinya oleh PD IPM Kabupaten Magelang dari: http://immugm.web.id ).

Senin, 14 Maret 2011

musyda XII IPM kab Magelang

musyda IPM Ke 13 kab magelang yang insya Alloh akan dilaksanakan pada hari sabtu - Ahad 26-27 Maret 2011 di kompleks perguruan muhammadiyah untuk mencari kepengurusan baru setelah masa kepemimpinan IPMawan Andi Prasetyo dan di sekretaris jendral IPMawan Nurgiyono yang berakhir pada tahun 2011. pemimpin yang akan datang diharapkan mampu mengemban amanah untuk memimpin pelajar se kab. Magelang memeperoleh tujuannya yang telah di idam idamkan selama ini.
musyda ini dilakukan setelah terselenggarakanya musywill IPM jateng yang ada di Salatiga yang dimana Magelang membawa 32 Peserta musywil merupakan peserta terbanyak dari utusan daerah dan berhasil mencapai misi yang diusung oleh IPM magelang sendiri .
musyawarah daerah XIII IPM kab Magelang yang juga bertepatan dengan musyda Muhammadiyah dan 'Aisyiyah sehingga diharapkan akan ramai dan bermakna.
para Pelopor mari kita sukseskan acara terbesar kita 
IPM JAYA

Minggu, 05 Desember 2010

Lahar Dingin Sampai Badan Jalan

VIVAnews - Meski Gunung Merapi sudah tenang, bukan berarti ancaman warga di sekitar gunung berhenti. Material lahar yang lereng Merapi berpotensi menimbulkan bencana susulan, seperti yang terjadi di Kali Putih.

Material lahar dingin meluap sampai ke pekarangan warga di Gempol, Jumoyo, Salam, Magelang, Jawa Tengah, Minggu 5 Desember 2010. Luapan ini berada di sebelah utara jembatan penghubung Yogyakarta-Magelang. Luapan terjadi sekitar pukul 12.00 WIB.

Luapan material lahar pun menggenangi badan jalan sepanjang 150 meter sedalam lutut orang dewasa. Saat ini, akses jalan Magelang-Yogyakarta lumpuh total karena genangan dan kemacetan sehingga ditutup sementara waktu.

Sebagian pengendara mengambil jalur alternatif ke Ngluwar dan sebagian lagi berbalik arah. Kendaraan bermotor dari arah Magelang menuju Yogyakarta di stop petugas saat memasuki Muntilan karena banjir ini.

Salah satu warga, Nurdin, mengaku kaget dengan luapan sungai itu karena cuaca sedari pagi cerah. Dia memperkirakan hujan lebat telah terjadi di hulu sungai, yakni lereng Merapi. "Tadi ada pengendara motor yang sampai tergelincir karena jalan dipenuhi pasir," kata dia. Sementara warga lain, Andi, sempat melihat truk pasir yang terjebak di daerah Kemiren.

Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6165327

Senin, 08 Februari 2010

Temanggung VS Magelang


PD IPM Kab. Magelang dan PD IPM Temanggung terlibat pertarungan yang luar biasa. Mereka berjuang mati-matian untuk mendapatkan gelar juara, walaupun tanpa piala. Pertarungan tersebut buka karena didasari rasa benci, melainkan dengan rasa cinta dan kasih sayang. Mereka bertarung untuk meningkatkan Ukhuwah Islamiyah sesama kader Muhammadiyah. Wujud pertarungan tersebut adalah dengan mengadakan pertandingan sepak bola, yang telah terlaksana dengan tuan rumah PD IPM Temanggung pada awal bulan Januari.

Kalah menang tidak jadi masalah yang terpenting forum tersebut dapat menjadikan saling mengenal sesama kader. Selain itu pertandingan sepak bola tersebut dapat memupuk kerukunan dan kekompakan. Pertandingan tersebut akan di lakukan kembali oleh PD IPM Kab. Magelang dengan lawan baru yaitu PD IPM Wonosobo.

Bagi daerah lain yang sekiranya ingin mencoba ketangguhan team dari PD IPM Kab. Magelang, silahkan saja silaturahim atau kita yang akan menghampiri. Mari kita selalu jalin Ukhuwah agar persatuan kader persyarikatan lebih erat dalam ikatan yang tidak mudah diputuskan. Awalilah dengan silaturahim untuk menjadikan IPM berjaya.

Selasa, 21 Juli 2009

PD IPM Kabupaten Magelang gelar Bakti Sosial

Bidang Advokasi PD IPM Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mengadakan Bakti Sosial bertempat di dusun Mirombo Kulon, Giri Puno Kecamatan Borobudur, 20-21 Juli 2009. Acara yang di ikuti oleh seluruh warga ini berjalan dengan lancar. Kegiatan yang berlangsung 2 hari ini kata Ketua Panitia yaitu Ipmawan Soni Kurniawan bertujuan untuk melatih jiwa sosial dan kepedulian pelajar terhadap masyarakat miskin. Masih kata Soni kegiatan ini juga dalam rangka gebyar milad ke 48 Ikatan Pelajar Muhammadiyah .

Satu hal yang menggembirakan adalah antusiasme warga sekitar sehingga pendistribusian sembako berjalan dengan tertib. Ada pula bazar murah untuk masyarakat berupa pakaian pantas pakai dengan harga yang ditentukan sendiri oleh warga, Selain aktivitas sosial kegiatan ini juga membawa misi dakwah, hal ini dilakukan saat malam sebelum pelaksanaan dan saat pembukaan yang mana siraman rohani tersebut salah satunya di sampaikan oleh sekretaris Bidang Kajian Dakwah Islam PW IPM Jateng Ipmawan Novi Setiaji Panuntun. (Andi P)

Sabtu, 11 Juli 2009

FORUM TA’ARUF DAN ORIENTASI (FORTASI) SISWA SEKOLAH MUHAMMADIYAH


Hai temen-temen bagaimana kabarnya ? Selamat ya buat kalian yang sudah lulus sekolah sehingga bisa melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Bagi yang lulus SD/MI bisa masuk ke SMP/MTs sedangkan yang lulus SMP/MTs bisa Nglanjutin sekolah ke SMA, SMK, ataupun MA. Nah karena sekarang kita dalam suasana baru ni, pasti banyak hal yang baru juga, iya kan dimana kita dapat sekolah baru, teman baru, kelas baru, pakaian baru kalo yang baru, dst

Oh iya kakak disini akan menjelaskan apa sih FORTASI itu ? ada yang tau nggak ? Kalo kalian menjawab Forum Ta’aruf dan Orientasi Siswa betul banget tu ! kalo betul kakak kasih nilai 100 deh. Di Fortasi ini kalian akan bertemu dengan teman-teman baru yang berasal dari berbagai tempat, maka kita perlu berkenalan karena kata pepatah tak kenal maka ta’ruf dong. Masih belum mudeng bin dong juga ya apa itu ta’aruf ? Ta’aruf itu sama aja dengan berkenalan. Ya biar dikatakan gaul aja, tau dikit-dikit tentang bahasa arab. Iya kan fren?

kenapa ada FORTASI?Ok secara singkatnya dalam suatu organisasi itu ada istilah perkaderan yang dimana merupakan salah satu kegiatan yang amat penting yang harus dilaksanakan oleh sebuah organisasi guna menjaga eksistensinya. Begitu juga Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) perlu mengadakan perkaderan guna menjaga kelangsungan hidupnya

Nah kalo IPM itu apa sih? Akukan baru masuk sekolah Muhammadiyah jadi gak tau. Sekilas pandang aja ya ! IPM itu merupakan suatu organisasi yang terdiri atas pelajar-pelajar Muhammadiyah yang di gunakan sebagai wadah kegiatan dan sarana dakwah khususnya dakwah di lingkungan sekolah. Selain itu IPM juga merupakan wadah untuk menyampaikan apresiasi dan potensi yang dimiliki serta temen-temen bisa berekspresi bebas asalkan hal yang positif ya!

Nah sekarang dah tau sedikit kan gambaran FORTASI dan IPM itu, mau tau lebih banyak lagi nggak ? Kalo mau yuk kita kaji lebih dalam mengenai FORTASI tentang pengertian, terus tujuanya secara jelas maka baca tulisan di bawah ini karena sesuatu yang nggak jelas itu remang-remang. Dan kalo yang remang-remang begitu nanti bisa ditangkap SATPOL PP.

Pengertian FORTASI

FORTASI itu sebenarnya akronim (kepanjangan) dari “Forum Ta’ruf dan Orientasi Siswa” yaitu suatu kegiatan yang terprogram secara sistematis dan terpadu untuk menumbuhkan dan mengembangkan semangat keberagaman dan kepekaan sosial serta merangsang kesadaran berkarya untuk mengembangkan minat dan potensi yang ada pada siswa ketika memasuki sekolah Muhammadiyah dan terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan segala kegiatan yang berlangsung di sekolah.

Tujuan FORTASI

Setiap kegiatan itu pasti punya tujuan. Kenapa kegiatan itu mau dilaksanakan, sama juga FORTASI pun juga punya tujuan. Tujuan fortasi dibagi menjadi dua yaitu :


  1. Tujuan umum

Terciptanya pelajar muslim yang mempunyai minat dan kemampuan untuk mengembangkan potensi diri serta kesadaran untuk selalu kreatif dan peka terhadap lingkungan sosial yang dilandasi oleh semangat keagamaan untuk membantu mengorientasikan proses pendidikan siswa di sekolah Muhammadiyah.

  1. Tujuan khusus

Setelah mengikuti FORTASI ini temen-temen diharapkan bisa menjadi pelajar muslim yang :

  • Punya minat dan mau menjalankan agama islam dengan baik dan benar;

  • Punya semangat untuk mengembangkan diri baik secara intelektual, skill, maupun sosial.

  • Kenal dan dekat dengan Muhammadiyah serta ortomnya (organisasi otonom Muhammadiyah seperti : Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiah, Tapak Suci Putra Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan Hisbul Wathan)

  • Mampu membuat suasana yang akrab dan damai yang dilandasi semangat ukhuwah islamiyah dengan semua peserta.

Selain itu FORTASI juga di gunakan sebagai sarana pengkaderan bagi IPM yang benar-benar berjiwa IPM. Perkaderan ini lebih bersifat prakondisi, yakni berusaha mengantarkan temen-temen dan mempersiapkan temen-temen kepada proses selajutnya. So… setelah kegiatan ini minimal kalian paham dan tahu serta akan tertarik untuk terlibat didalam Ikatan Pelajar Muhamadiyah (IPM).

Dan beberapa hal yang penting dalam FORTASI adalah FORTASI bukan pekaderan formalitas belaka yang dilaksanakan untuk memenuhi konsekuen sebagai pelajar Muhammadiyah, tapi juga untuk menumbuhkan kecintaan pada organisasi.

IPM juga merupakan wadah yang bersifat ideologis, ritual yang luas dan fleksibel serta memungkinkan untuk mewadahi minat temen-temen pelajar yang beraneka ragam yang tumbuh bukan karena keterpaksaan namun timbul dengan sendirinya tanpa ada paksaan.

Dalam FORTASI pun ada beberapa hal utama yang menentukan, yakni :

  1. Penyampaian materi

  2. Peserta

  3. Instrumen-instrumen

  4. Metode dan pendekatan

  5. Pengaturan atau terjadwal

Dalam hal ini penyampaian materi sangat berperan terutama penyampaian materi harus sesuai dengan keadaan temen-temen peserta FORTASI serta harus mengunakan metode yang sesuai dengan kondisi peserta FORTASI. Hal ini dikondisikan agar bersifat komunikatif dan dialogis tanpa mengesampingkan pada penekanan poin-poin tertentu

Nah…. Diharapkan setelah Fortasi ini temen-temen punya nilai tambah tersendiri terutama bagi yang akan menjadi anggota IPM nantinya. Suatu kegiatan itu tidak akan tercapai tujuanya tanpa ada kerjasama dan pengertian dari semua komponen. So…. pemateri dan peserta harus saling pngertian ya, agar tujuanya bisa tercapai. Ok! Sukron

Rabu, 20 Mei 2009

IPM BATESKALI Adakan TM 1


BATESKALI merupakan sebuah forum di PD IPM Kab Magelang. Forum ini terbentuk dari hasil follow up TM 2, forum tersebut terdiri dari beberapa kecamatan seperti Bandongan, Tempuran,Salaman, Kaliangkrik, Kaliabu, jadilah nama BATESKALI. Forum tersebut berhasil menyatukan beberapa kecamatan yang nantinya akan terbentuk Cabang dari masing-masing kecamatan tersebut.

Meskipun baru pemula tetapi forum tersebut telah berhasil membuat beberapa gebrakan, diantaranya telah berhasil mengadakan TM 1 pada 9-10 Mei 2009 di SMP Muhammadiyah Kaliangkrik. Sebelum TM 1 forum tersebut juga berhasil membuat even yang begitu unik. Meskipun forum tersebut berada di medan geografis yang sangat rumit dan berbukit-bukit tidak seperti kecamatan yang lain yang nota bene adalah perkotaan, tetapi tidak menjadi halangan untuk memajukan Muhammadiyah dan Islam di lingkungannya.